Bacaan terbaru

Minggu, 24 April 2011

Cuma Seloroh

Bisa sedikit-sedikit mbetulin barang elektronik ternyata membawa kebanggaan tersendiri karena jadi ada yang sudi menyebut Teknisi, ge-er jadinya. Sebutan Teknisi adalah sebutan yang indah dan keren, jelas jauh lebih keren dari yang dapat predikat MA, Maling Ayam, atau yang MJ, Maling Jemuran. Bahkan ternyata masih lebih keren dari tetangga kampung sebelah yang sukses menjadi TR, Tukang Rongsok.
Karena TVnya diservis di rumah pemiliknya maka tak diperlukan bengkel, jadilah TTB, Teknisi Tanpa Bengkel. Karena saat datang ke rumah tetangga yang TVnya rusak cuma pakai sandal jepit maka dapat predikat TSJ, Teknisi Sandal Jepit, bahkan karena makainya asal-asalan maka dapat predikat TSS, Teknisi Sandal Selen. Saat mbetulin saluran air saja pun bisa dipanggil tetangga untuk mbetulin TV, berhubung dalam keadaan celananya basah maka dikasih predikat TKK, Teknisi Keproh-Keproh.
Teknisi ndeso jelas tak bisa dibandingkan dengan teknisi Service Center di kota, di pedesaan cukup menjadi TTS, Teknisi Tanpa Sepatu, wong kalau masuk rumah konsumen umumnya malah harus lepas alas kaki maka juga disebut TNKR, Teknisi Nyokor.............., jauh dari kesan teknisi kota yang berpakaian setil, makanya selalu dalam keadaan TTBD, Teknisi Tak BerDasi.
Untuk mencapai tempat yang punya TV di kampung lain tentu butuh kendaraan, sepeda motor menjadi kendaraan paling ideal sebagai sarana transportasi. Berhubung keadaan jalan di kampung ada tempat-tempat yang memang sulit, maka sepeda motor yang bagus menjadi sayang kalau harus dipakai lewat situ, kalau sampai 'keblekok', tergelincir, terjatuh, tergores atau bahkan mleot kan sayang, apalagi kalau kampung itu daerah yang rawan pencurian, makanya lebih nyaman pakai motor yang sudah tua sudah butut. Oleh karenanya jadi dapat predikat baru lagi, TMB, Teknisi Motor Butut. Berhubung motor butut punya saya adalah sebuah Suzuki Tornado berwarna biru maka jadilah dapat predikat TTB, Teknisi Tornado Biru.
Semua layak disyukuri, dan yang terpenting jangan sampai dapat predikat TTMB, Teknisi Tinggal Mungkur Bodhol, dan betul-betul jaga diri jangan sampai menjadi TT-Eng.......Ing...........Eeng, Teknisi Tukang Ngapusi.

Senin, 11 April 2011

Menghafal kaki-kaki CRT

Saat menyervis TV kadang-kadang terasa perlu sekali hafal kaki-kaki (pin) CRT, mana yang katoda, mana heater, mana G1, G2, Ground, dsb.
Saat PCBnya ada tentu bukan hal yang sulit karena tulisannya biasa ada tertera di sana, tapi bagaimana jika tidak ada? Di sinilah perlunya hafal.

Untuk menghafal masing-masing orang tentu punya cara sendiri, nah cara yang biasa saya pakai begini (searah jarum jam):
  • CRT 7 pin : BHH-ERSG
  • CRT 9 pin : NEG-SRHH-BN
  • CRT 11 pin : BEE-HHRE-SEGE
Keterangan :
  • B = Blue, Katoda Biru
  • H = Heater
  • E = Earth, Ground, dapat pula salah satunya merupakan G1
  • R = Red, Katoda Merah
  • S = Screen, G2
  • G = Green, Katoda Hijau
  • N = Not connected, kosong, tak digunakan
  • Kaki fokus tak perlu dihafal karena letaknya sudah jelas
  • CRT Sony tidak termasuk di sini
Hal-hal yang mudah diingat :
  • Pin Heater selalu berdampingan.
  • Antara G1 dengan Katoda (RGB) bisa diibaratkan Dioda, jika CRT dipanasi dengan menyalakan Heater kita dapat mengetestnya dengan ohmmeter x1K, probe merah di katoda, probe hitam di G1 (sebagai Anoda), jika jarum menyimpang menunjukkan 10K ohm atau kurang berarti baik, jika lebih dari 10K berarti CRT jelek.
  • Saat kita bingung yang mana G1nya dapat dengan mudah kita tentukan dengan cara test di atas, yaitu dengan probe merah di katoda (RGB), lalu kita cari G1nya dengan menempelkan probe hitam ke pin yang lain, mana yang kedapatan menggerakkan jarum ohmmeter itulah G1.

Sabtu, 09 April 2011

Ponsel Motorola C651 buat modem GPRS


Ponsel Motorola C651 adalah saudaranya C650, pada tahun 2004-2005 lalu cukup trendy sesuai zamannya, tetapi sekarang di tahun 2011 sudah jadi malu-maluin penggunanya. Sebutan 'alat mbalang kirik' (=alat lempar anjing) sudah disematkan banyak orang. Tetapi di balik kekurangannya itu ternyata punya kelebihan yang jarang tandingannya, yaitu untuk modem GPRS.
Kalau kita masih punya ponsel seri tsb sayang sekali kalau tak memanfaatkan fitur ini. Daripada dibuang atau untuk melempar kirik lebih baik dihubungkan dengan komputer bisa menjadi jendela dunia. Kabel penghubung ke komputer memakai kabel mini USB yang bentuknya sama dengan kabel data pada CardReader ataupun MP3Player, karena itu tak perlu susah mendapatkannya, soal kabel bisa sharing.
Untuk menggunakannya sebagai modem di Windows kita perlu menginstall drivernya, bisa hanya file drivernya saja atau lengkap dengan aplikasi Motorola Phone Tools. Sedang di sistem linux sudah tersedia drivernya di kernel 3.6 , jadi tinggal disetting dan dipakai ( biasanya terdeteksi di /dev/ttyACM0 ).
Karena bekerjanya di jalur GPRS yang notabene tarif koneksinya lebih mahal (dan juga lebih lambat) maka menurut saya akan lebih cocok kalau internetannya pakai browser yang hemat, yaitu Opera Mini yang diinstall di sistem linux. Alasannya, dengan kecepatan GPRS yang rendah itu Opera Mini sudah bisa wuss..wuss..., juga umumnya virus tak doyan sistem linux, karenanya koneksi tak diganggu virus-virus liar yang 'mencuri' pulsa. Dari pengalaman saya kalau pakai Windows suka ada kejadian kirim terima data secara liar tanpa sekehendak pengguna, tahu-tahu baru dapat sedikit quota sudah habis, ternyata Windowsnya 'kampiran makhluk halus' berupa virus komputer yang nimbrung berinternet ria, kalau AntiVirusnya diaktifkan malah quotanya dihabiskan si AntiVirus buat update. Sedang kalau pakai linux biasanya utuh, beli quota 1MB ya jumlah download dan uploadnya bisa pas segitu tanpa kebobolan. Kelebihannya lagi, pakai kabel data yang panjang pun masih bisa bekerja dengan baik, saya mencobanya dengan menggantungkannya di jendela agar sinyalnya full dan menyambung kabel datanya hingga 7m ke tempat komputer, hasilnya masih bekerja dengan baik.

Selasa, 05 April 2011

Modem CDMA USB rusak

Sudah lebih dari seminggu modem yang saya gunakan mengalami kerusakan, sebuah modem USB CDMA merk Venus VT-18. Gejalanya saat buat online mendadak down, koneksi putus, lalu didial lagi, connect lagi, terus putus lagi, lama-lama putusnya tidak hanya nggak connect internet tapi juga hilang dari sistem. Terus dicabut, dipasang lagi didial lagi, connect beberapa menit, hilang lagi. Kesimpulannya modemnya rusak.

Tanpa dasar pengetahuan sama sekali modem saya bongkar, saya lihat dalamnya, saya gunakan untuk internetan dalam keadaan terbuka, kadang saya goyang-goyang untuk cari tahu barangkali saja ada yang kendur. Tegangan yang dipakai berasal dari USB komputer sebesar 5V, melewati sebuah IC regulator menghasilkan tegangan 3,8V, dengan Voltmeter saya amati tegangan yang 3,8V ini, saat down ternyata tegangannya drop.
Sekedar iseng bagian B+ yang 3,8V tersebut saya tempeli elco 100u/6,3V , eh lha kok langsung cespleng, tegangan jadi stabil, koneksi jadi lancar kembali. Masalah selanjutnya adalah elco tersebut membuat modem tak bisa ditutup, maklum semua komponennya SMD. Akhirnya posisi elco saya 'tidurkan' dan saya pipihkan pakai tang, ternyata hasilnya OK, tutup bisa dipasang lagi. Ngawur tetapi jadi.

Power supply printer mati

Beberapa hari yang lalu saya mendapati sebuah kasus printer HP deskjet D1366 yang mati total. PSU (=power supply unit) printer tsb berupa sebuah kotak terpisah dari printernya. Berdasarkan tulisannya seharusnya outputnya +32V dan +15V. Saat diukur ternyata tak ada tegangan sama sekali, jadi jelas yang rusak PSUnya.
PSU saya bongkar dan saya teliti, tak terlihat adanya kejanggalan, tetapi setelah saya cium-cium baunya ada sedikit bau elco bocor. Karena itu saya babat saja elco yang kecil-kecil saya ganti baru. Hasilnya tegangan langsung keluar normal dan printer pun bisa bekerja kembali.