Bacaan terbaru

Minggu, 25 September 2011

Review EEPROM Programmer

Alat pemrogram IC memory (EEPROM) saat ini sedang ngetrend diminati di mana-mana walau di toko-toko elektronik kebanyakan masih belum tersedia. Saya yakin semua teknisi elektronik pasti pernah punya keinginan memilikinya. Dari yang paling sederhana berupa alat copy dari IC ke IC yang tanpa komputer hingga yang harus pakai komputer, apakah itu dengan port paralel, serial, maupun USB, hingga alat yang lengkap, bisa pakai komputer maupun tidak. Harganya pun nampaknya cenderung terus turun dan turun. Bagaimana nggak akan turun, yang butuh adalah para teknisi yang rata-rata gatel ingin menguasai teknologinya, bisa menirunya, bisa bikin sendiri. Andaipun beli paling juga cuma sekali, saat butuh lagi barangkali sudah bisa bikin sendiri dengan jumlah lebih banyak, bahkan mungkin bisa lebih bagus.
Gbr1: skema alat copy eeprom 24Cxx tanpa komputer
Gbr2: skema alat baca tulis eeprom 24Cxx melalui port serial komputer yang sederhana.
Gbr3: skema alat baca tulis eeprom 25xxx (memory DVD) melalui port serial komputer yang sederhana
Gbr4: skema alat baca tulis eeprom 24Cxx melalui port paralel yang sederhana

Selasa, 20 September 2011

Fenomena Kondensator Keramik 203

Kondensator keramik ukuran 203 (= 20.000 pF) bagi saya punya cerita sendiri, karenanya saya sebut fenomena. Sudah lebih setahun ini saya melupakan fenomena itu karena saya pikir sudah ketinggalan zaman dan tak ada lagi. Tapi eh, menjelang lebaran kemarin ternyata saya masih menemui kasus yang sama, padahal peristiwanya sudah berlangsung sejak lama, tahun 1990 saya mendapatkan pengalaman pertama menangani kasus itu, awalnya tentu saja bingung, tapi ternyata di saat berikutnya ada kasus yang sama hampir tiap hari, hingga ratusan atau mungkin ribuan kali selama dua dasawarsa.

Oke, kasusnya itu begini, pada pesawat penerima radio, baik AM maupun FM, terutama yang merknya kelas ekonomi, selalu saja mengalami kasus matinya kondensator keramik ukuran 203 di bagian RF-IF. Jika radionya mati, tak nangkap siaran, tangkapan siarannya lemah, atau kalau sudah beberapa saat lalu mati sendiri tak nangkap siaran, boleh jadi penyebabnya adalah shortnya kondensator keramik ukuran 203. Begitulah, saya dulu sampai hafal, tiap kali menemui radio dengan kasus kayak gitu, langsung saja babat direboisasi itu kondensator keramik yang ukuran 203, karena itu mesti selalu stok kondensator ukuran 203 agak banyak, lebih banyak dari yang lain. Walau yang short cuma sebuah tapi tak ada salahnya kalau yang diganti sekitar 4 hingga 10 kondensator.