Bacaan terbaru

Selasa, 26 Juli 2011

Mengakali VCD ngambeg

Mengakali orang lain pasti bukanlah hal yang terpuji, tetapi mengakali VCD yang ngambeg pasti bukanlah hal yang buruk, lebih-lebih bagi masyarakat di desa yang lebih cenderung mau ngirit. Ada VCD kok ngambeg? Emangnya cewek atau anak-anak, kok pakai kata ngambeg. Tapi begitulah, karena masyarakat sekitarku adalah masyarakat yang humoris, maka kata-kata "VCD ngambeg", "TVnya sakit minta disuntik", "radionya batuk-batuk minta dipijit" dan sebagainya hampir tiap hari saya dengar.

Kali ini VCD ngambeg tersebut punya gejala begini, jika membaca disk yang rekamannya jelek kemudian hang, tidak tanggung-tanggung, displaynya padam, di layar TV hanya ada warna ungu, dan tentu saja macet, hanya lampu penerang display saja yang menyala. Jika VCD dimatikan, baik itu ditekan saklar powernya maupun dicabut kabel listriknya lalu dihidupkan lagi, tetap saja keadaannya mati seperti itu. Apakah MPEGnya almarhum?

VCD saya buka, saya cek blok power supply, tegangan 5V dan 8V normal. Saya cek semua socket kabelnya, sepertinya tak ada masalah. Coba lagi, masih saja mati. Cabuti socketnya lalu pasang lagi, dicoba, eh kok malah lampunya sekarang nggak nyala? Ternyata ada yang kelewatan, socket VCC +5V GND +8V belum terpasang. Saya pasang saja dalam keadaan power supply sudah ON gitu, eh lhadalah, kok malah VCD langsung hidup, normal. Betul-betul normal. Ganti-ganti disk tetap saja normal. Ya sudah, anggap saja selesai.

Ternyata dua minggu kemudian kumat lagi, karena sudah tahu rahasianya maka mudah saja, saat kumat seperti itu tinggal cabut socket VCC tersebut lalu pasang lagi dalam keadaan power ON, sudah, normal lagi.

Selang seminggu kemudian kumat lagi. Kali ini mesti diakali. Setelah mikir-mikir lantas saklar powernya saya ganti dengan push switch 2x6. Kabel +5V dan +8V dipotong disambung kabel lalu dilewatkan saklar tersebut. Dengan cara seperti itu tiap kali VCDnya ngambeg cukup dengan mematikan saklar power dan hidupkan lagi, sudah, tak perlu bawa ke tukang servis lagi.

Senin, 04 Juli 2011

Duit nggak bohong

Orang-orang di sekitar saya biasa mengucapkan kalimat tersebut, duit nggak bohong, (=dhuwit ra ngapusi, Jw). Kisah pengalaman saya kemarin menjadi bukti kebenarannya.

Beberapa hari yang lalu di kota terdekat saya, ada pameran produk komputer. Saya bersama keluarga yang sedang ada keperluan di kota itu lalu mampir lihat-lihat pameran tersebut. Ternyata barang-barang yang dijual murah-murah, misalnya netbook 10' ada yang 1,9jt, laptop 14' 2,9jt, modem USB CDMA 150rb-an, dsb.

Saya langsung tertarik pada modem USB CDMA Venus VT-28 yang dihargai 165rb, padahal teman saya beberapa minggu yang lalu beli seharga 195ribu. Tanpa pikir panjang saya terus membelinya, saya minta ditest dulu, tapi sayangnya kartu Flexi yang biasa saya pakai tak saya bawa, maklum kami ke sana cuma mampir. Penjualnya juga tak siap kartu yang siap pakai, jadi walau ditest di laptop tetap saja tak bisa teliti.


Setelah di rumah modem saya coba, softwarenya khusus buat windows, ada fitur internet, SMS, dan Voice. Ternyata yang bisa hanya SMSnya saja, bisa ngirim, bisa terima SMS, dan bisa masuk jika di-call dari ponsel lain, tetapi tak bisa memanggil, tak bisa cek pulsa, dan tak bisa konek internet. Semula saya mengira ada trouble di jaringan, tetapi ternyata jika kartunya dipindah ke modem lain bisa normal, kesimpulannya modem baru tersebut tidak beres.

Besoknya saya ke pameran kembali, modem saya kembalikan dan ditukar dengan modem VT-80N yang lebih murah, uangnya juga dikembalikan sesuai dengan beda harganya, kata penjualnya ternyata banyak pembeli yang mengembalikan modem seperti itu juga.


Kejadian tsb menjadi pelajaran bagi saya, duit nggak bohong. Teman saya yang beli 195rb itu nggak salah pilih, karena dia mendapatkan fiturnya lengkap. Modemnya benar-benar berfungsi 100%. Sedang saya yang membeli murah mendapatkan barang yang mungkin sebenarnya cuma afkiran (BS). Bahkan si Venus VT-80N itupun kalau buat call tak bisa bunyi. Jadi terhadap barang teknik yang berharga murah jangan senang dulu, walau nampaknya sama belum tentu kemampuannya sama, bahkan mungkin barang hasil sortiran yang ada cacatnya. Dan bagi yang pernah membeli dengan harga mahal juga tak perlu menyesal, karena boleh jadi duit nggak bohong, walau mahal tapi bisa berfungsi sempurna.