Bacaan terbaru

Sabtu, 28 Mei 2011

Panasonic TC-2088MF kena petir

Beberapa hari yang lalu di kampung tetangga saya ada petir menyambar di perkampungan. Akibatnya banyak terjadi kerusakan, dari pohon yang mati tersambar, ikan di kolam juga ada yang mati, dan yang paling terasa adalah alat-alat elektronik rusak. Salah satunya adalah yang saya ceritakan ini, sebuah TV Panasonic 20 inch seri TC-2088 Quintrix-F series.

Jika diingat-ingat sepertinya sudah ada lebih dari 30 TV kena petir yang saya perbaiki selama beberapa tahun dari lebih dari lima kali kejadian sambaran petir. Berdasar pengalaman itu saya suka bertanya pada yang empunya tentang saat kejadian petir menyambar itu posisi TVnya sedang bagaimana, apakah sedang hidup (ditonton), sedang mati tetapi jack listrik tertancap di stopkontak, atau keadaan mati tak terhubung ke saluran listrik. Dari situ pula saya punya kesimpulan pribadi bahwa TV yang posisi mati tetapi colokan listriknya tersambung ke stopkontak adalah yang terparah kerusakannya (....kesimpulan bodoh mungkin he3, jangan dipercaya dan jangan diikuti.....), saya juga punya pendapat bahwa saat cuaca buruk jika ada orang mematikan TVnya dengan mematikan saklar powernya saja adalah suatu kesalahan fatal, berarti dia mempersilahkan petir menghabisi TVnya. Lain halnya jika mencabut kabel listriknya, lebih baik lagi beserta kabel antenanya, itu adalah tindakan paling baik yang dapat menyelamatkan TVnya. Dan pilihan ketiga adalah tetap tenang-tenang menontonnya, ini biasa dilakukan keluarga saya, sekali lagi, jangan ditiru ya, jangan pula dibenarkan.

Dulu, saat rumah tetangga saya disambar petir hingga atap kamar mandinya bolong, peralatan elektronik di 3 RT hampir semuanya rusak kecuali beberapa saja, salah satunya adalah TV saya, padahal saat itu sedang ditonton. Waktu itu sekering listrik di dinding hancur, tapi TVnya selamat. Fenomena itu menarik, beruntung selanjutnya ada beberapa kejadian sambaran petir di berbagai tempat, kesimpulan saya makin menguat, bahwa saat terjadi sambaran petir masih lebih aman tetap menontonnya daripada mematikan TVnya tetapi hanya mematikan saklarnya saja. Dalam kejadian-kejadian selanjutnya, saat ada sambaran petir seakan-akan di belakang TV saya yang sedang ditonton itu ada bunyi 'cetek !' bersamaan dengan kilat, biasanya diikuti listrik mati, kadang memang listrik PLN yang mati total, tapi kadang pula sekring listrik rumah saya yang putus. Setelah listrik hidup, TV dihidupkan lagi biasanya normal tak ada kerusakan apa-apa. Mudah-mudahan tidak dibilang nantang petir, tapi seandainya TVnya kena, kan yang disediakan di toko buat ngganti ada banyak sekali, tinggal punya duit nggak, he3, sekali lagi jangan ditiru.

Kembali ke cerita tentang Panasonic TC-2088MF tsb, katanya saat kejadian itu seisi rumah sedang pergi, tapi kondisi TV dimatikan, dengan kabel listriknya tetap terpasang di stop kontak. Nah, dengar ceritanya saya sempat grogi, jangan-jangan cuma buang-buang tenaga dan waktu saja. TV saya bongkar, saya lihat PCB bagian bawahnya, benar saja, jalur-jalurnya banyak terkelupas, terutama sekitar regulator. Data komponennya: IC chroma M52770ASP, IC program MN1873284TG, IC regulator STRF6654, IC Vertikal LA7840, penentu B+nya SE90, FBTnya TLF4N052. (Ternyata antara Panasonic TC-2088MF dengan TC-2088CDD mesinnya beda jauh ya). Untuk memulihkan regulator rasanya sudah terlalu memusingkan karena sudah amburadul, mending pakai modul Astello saja. Selanjutnya pencarian kerusakan berlanjut, ternyata dioda-dioda zenernya nyaris habis short semua, juga transistor-transistor kecil di sekitar optocoupler. Dengan ketelatenan akhirnya membuahkan hasil juga, untung ICnya yang rusak hanya bagian regulator (STRF6654), sedang IC bagian lainnya selamat. alhamdulillah, akhirnya TV bisa hidup kembali.

Kamis, 26 Mei 2011

TV China, warna merah hilang timbul

Dapat kerjaan menyervis sebuah TV China dengan gejala kerusakan warnanya berubah-ubah. Jika dicermati nampak jelas dari antara ketiga warna RGB kadang-kadang warna merahnya hilang, kemudian muncul lagi, hilang lagi, dst dengan pola waktu yang tidak teratur. Kadang lama normal, kemudian mendadak hilang sekejap, lalu normal lagi. Tapi kadang pula sebaliknya, hilang merahnya lama, kemudian mendadak normal, dan selanjutnya hilang lagi merahnya.

Apakah mungkin hanya solderan kendor? TV saya bongkar, saya hidupkan terus saya goyang-goyangkan mesinnya, saya ketuk-ketuk pakai gagang obeng trim pelan-pelan, siapa tahu masalahnya cuma karena ada yang kendor. Hasilnya, tak ada perubahan. Selanjutnya, seperti biasa mesin TV saya bersihkan, lalu teliti keadaan fisik komponen, kemudian lakukan penyolderan ulang mana-mana yang sudah nampak perlu disolder. Hasilnya, belum ada perubahan juga.
Kemudian dengan Voltmeter saya ukur tegangan Katoda (RGB) di PCB belakang layar sambil melihat bayangan TVnya di cermin. Di situ tegangan pada RK (katoda merah) terukur 165V saat warna merah hilang, dan 110V saat warna normal, jelas problem di daerah ini. Selanjutnya ukur tegangan RGB pada input blok PCB belakang layar tsb, ternyata ketiganya seimbang yaitu sekitar 3,5V, kesimpulannya: masalahnya tidak di IC chroma. Lanjutkan pengukuran dengan mengukur tegangan basis emitor pada TR Video Out penguat warna merah, probe hitam tester di E dan probe merah di B, saat warna normal tegangan BE normal sekitar 0,5V, tetapi saat merahnya hilang tegangannya naik menjadi sekitar 5V. Kesimpulannya, pasti TRnya rusak. Nomor serinya C2482. Penggantian TR ini langsung mengatasi masalah, warna gambar jadi normal lagi. Alhamdulillah.

Selasa, 24 Mei 2011

Polytron DIVA PS 52UV25B mati standby

Kemarin saya dipanggil ke kampung sebelah untuk menyervis TV, sebuah TV 21' layar datar merk Polytron DIVA series. Gejala rusaknya jika dihidupkan bisa hidup sebentar sekitar beberapa detik kemudian mati standby, jika ditekan tombol channelnya, TV hidup lagi, lalu mati lagi, tekan lagi hidup sebentar, mati lagi.

TV saya bongkar, saya amati dalamnya, kotor berdebu. Saya bersihkan pakai kuas sambil ditiup pakai hairdryer. Setelah bersih saya amati lagi. ICnya pakai HBT-01-01G, IC vertikalnya STV9325. Banyak solderan yang nampak sudah perlu solder ulang, karena itu kemudian saya lakukan penyolderan ulang. Setelah saya rasa cukup lalu saya bersihkan sela-sela solderan yang rapat pakai ujung cutter. Setelah mantap TV saya coba, eh lha kok kebul-kebul berasap, asalnya dari IC vertikal. Karena itu IC vertikalnya, STV9325, saya ganti, kemudian teliti lagi barangkali ada yang salah. Setelah mantap saya coba lagi. TV masih tetap seperti semula, hidup sebentar lalu mati lagi. Apanya ya? Karena mrotek atau karena Power supply yang kurang sempurna? Jika karena mrotek mungkin bisa diatasi dengan mengganti C402 1u/50V di rangkaian vertikal, tetapi jika masalah power supply mungkin di bagian tegangan 50V-nya yang problem.

Untuk menjawab masalah itu saya pakai cara ganti saja kedua elconya sekaligus, yaitu C402 1u/50V di rangkaian vertikal, dan C505 47u/63V di bagian B+ 50V saya ganti dengan yang lebih besar sesuai dengan stok yang saya bawa yaitu 100u/160V. Hasilnya TV langsung bagus. Alhamdulillah.

Selasa, 17 Mei 2011

Ngobrol Memulai Berinternet

Kemarin saya ngobrol dengan beberapa teman, lama-lama obrolannya jadi asyik yaitu menjurus ke sebuah topik: cara terhubung ke internet dengan mudah, murah, ringan dan unlimited. Karenanya jadi sayang kalau tak ditulis di DINDING blog ini.

Rata-rata para pengguna komputer yang masih muda punya keinginan agar komputernya bisa terhubung ke internet, sedang orang-orang tua rata-rata malah khawatir dengan kehadiran internet. Internet dipandang sebagai sumber pornografi yang membahayakan masyarakat. Ada juga yang khawatir kalau ada internet nantinya anaknya hilang digondol facebook, banyak juga ternyata yang beranggapan bahwa internet sama dengan facebook. Saya sendiri berpendapat kalau facebook hanyalah bagian sangat kecil di internet, internet tidak identik dengan facebook. Menurut saya, rugi kalau sampai tidak memanfaatkan internet. Dicemaskan atau tidak internet sudah hadir di sekitar kita. Internet bagi saya merupakan perpustakaan raksasa yang berada di hampir segala penjuru. Hampir ke manapun saya berjalan, duduk, ataupun berbaring, selalu berada di 'ruang perpustakaan' tersebut, karena berupa sinyal-sinyal gelombang radio yang dipancarkan dari berbagai tempat. Bahkan saat kita pusing memikirkan masalah dan butuh tuntunan informasi, mungkin sekali informasi yang kita butuhkan itu sebenarnya sudah ada di pelupuk mata, cuma saja wujudnya gelombang radio. Tapi bagaimana agar bisa melihatnya, membacanya dan memanfaatkannya? Tentu harus pakai alat. Yang sudah punya ponsel canggih tentu tinggal memanfaatkannya. Yang punya komputer mungkin masih perlu tambahan sedikit. Nah, inilah yang jadi inti obrolan.

Di sekitar kita mungkin sudah tersedia berbagai pilihan, tinggal pilih yang mana. Yang paling populer mungkin adalah terhubung lewat dial-up. Tapi bagaimana caranya? Obrolan kemarin menyimpulkan begini, untuk bisa mengakses internet dengan seterjangkau mungkin dengan dana awal di bawah Rp 200 ribu caranya sbb:

Pertama cari tahu dulu apakah di tempat kita terjangkau sinyal CDMA Telkomflexi. Kalau jelas ada sinyal baru beli alatnya, yaitu modem CDMA. Di toko kemarin saya lihat sudah ada modem CDMA USB seharga Rp 175 ribu, yaitu Venus VT-28. Kemudian beli kartu perdana Flexi seharga Rp 1.999. Lalu install software bawaan modem tsb dan gunakan untuk mengaktifkan kartu. Setelah kartu aktif beli pulsa Rp 5ribu saja karena baru taraf coba-coba (biasanya harga di penjual 6 ribu). Selanjutnya beli paket harian FlexiNet Unlimited dengan cara kirim SMS ke 2255 dengan mengetik REG HARIAN. Langkah selanjutnya adalah setting koneksi mengikuti SMS jawaban dari 2255 tsb, biasanya cuma bikin koneksi baru, dikasih nama terserah masing-masing, username dan password diisi sesuai SMS tadi. Kalau settingan sudah OK tinggal klik mau lewat jaringan 1X atau EVDO tergantung ketersediaan sinyal. Dan sudah, tinggal berinternet ria.
Berapa biaya yang dikeluarkan? Harga modem + harga kartu perdana + beli pulsa = 175.000 + 2000 + 6000 = Rp 183.000. Dengan biaya awal Rp 183.000 sudah bisa internetan unlimited. Selanjutnya tinggal sesuaikan dengan kebutuhan dan kantong masing-masing. Kalau kecewa dengan kartunya tinggal ganti kartu yang lain.
Kalau sudah terhubung dengan internet lantas mau apa? Terserah masing-masing tentunya. Mau belajar dan belajar, atau malah mau jadi pelanggar hukum dengan pornografi atau malah jadi anak hilang digondol facebook ya terserah saja.

Jumat, 06 Mei 2011

Monitor Blank

Malam Jum'at kemarin saya menghadiri pengajian di masjid setempat, di sana muballigh penceramahnya yang juga seorang kepala sekolah menemui saya meminta untuk membetulkan komputer sekolahnya yang bermasalah dan saya sanggupi.
Esok harinya saya datang ke kantor sekolah itu, sebuah Madrasah Ibtidaiyah. Komputernya sudah dipersiapkan di sebuah meja, sudah dinyalakan tetapi layarnya blank, seorang guru menerangkan kalau RAMnya sudah dibersihkan tetapi tidak berhasil. OK, apanya yang rusak ya, CPUnya atau monitornya? (Kalau tak salah merk monitornya CineX). Untuk menjawabnya saya matikan dulu komputer tsb. kemudian saya keluarkan netbook dan saya nyalakan, kemudian kabel VGA monitor tsb saya hubungkan ke port VGA netbook, saya cek melalui Device Manager, ternyata terdeteksi, lalu saya ONkan dengan menekan tombol Fn+F7, yaitu memilih monitor LCD saja, atau CRT saja, atau kedua-duanya, di sini saya aktifkan kedua-duanya. Hasilnya, monitor tetap blank tetapi lampu indikatornya hijau. Kesimpulannya, jelas monitornya yang problem.
Monitor saya bongkar, kemudian dihidupkan lagi seperti tadi, terus dilakukan pengecekan tegangan dengan Voltmeter. Hasilnya, saya dapati tegangan 5V kedapatan drop, karena itu lanjutkan langkah matikan monitor dan cek dengan Ohmmeter, hasilnya kedapatan diode zener 5V-nya short.
Penggantian diode zener di jalur 5V tersebut dengan zener 5,1V ternyata langsung mengatasi masalah, monitor langsung menampilkan tampilan desktop.
Pelajaran yang sangat penting, kalau jadi tukang servis jangan lupa zener 5,1V selalu stock, juga buat toko elektronik, kalau hare gene gak jual zener 5V............ toko elektronik payah...