Bacaan terbaru

Jumat, 18 Februari 2011

TV LG 21FL4RG layar gelap

Suatu kebetulan dalam satu hari saya mendapat pasien 2 buah TV LG 21FL4RG dengan kerusakan yang sama persis, layar gelap tapi suara normal, tegangan G2 (screen) drop, jika diukur 0V, jika pengukuran dilakukan dalam keadaan socket CRT dilepas dari CRTnya terukur 50V saja walau setelan Screen sudah maksimum. Kesimpulannya FBTnya yang rusak.

Semula saya sempat teringat pada pengalamannya kang Aisy tentang shortnya G2 dengan G1, tetapi sebelum memvonis CRTnya saya cek dulu FBTnya.

Untuk membuktikannya saya lepas kabel screen, kemudian G2 saya kasih tegangan dengan menserikan R 15K dari +180V (pencatu Video Out). Hasilnya gambar keluar walau agak kurang terang sedikit.

Langkah selanjutnya tentu musyawarah dengan yang punya, (karena servis panggilan). Pemilik yang satu menghendaki ganti komponen yang rusak, artinya ganti FBT BSC25-N1651. Sedang yang satunya menghendaki 'direko' saja, diakal-akal, jadi dengan R 15K tadi sudah cukup, semua OK, bagi tukang yang penting sama-sama bayaran.

Ngeblog pakai Opera Mini

Internet, menjadi sarana yang sangat bermanfaat bagi teknisi elektronik untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan, terlebih dengan adanya blog-blog yang mengkhususkan pembahasan di dunia servis elektronik, para teknisi bisa saling melengkapi pengetahuannya. Bagi pemula yang belum tahu caranya tentu menjadi pertanyaan tersendiri. Bagaimana saya bisa membaca dan melihat internet? Bagaimana agar saya bisa terhubung ke internet? Untuk menjawabnya kita perlu tahu dan mampu memanfaatkan fasilitas yang ada di sekitar kita, di antaranya:
  • Peralatan: ponsel, komputer, laptop, netbook, modem, dsb
  • Penyedia koneksi: tower-tower telepon di sekitar kita adalah penyedia koneksi internet.
  • Cara setting.
  • Program yang dipakai: Browser penjelajah internet: Internet Explorer, Firefox, Opera, Google Chrome, Opera Mini, Browser WAP, dsb.
Untuk blogging mungkin perlu program pendukung blogger. Walau Browser itu sendiri sudah dapat digunakan tetapi mungkin perlu program yang lain, misalnya:
  • Editor (contohnya: notepad, kwrite, gedit, hingga program office).
  • Program blog offline (misalnya: Windows Live Writer, BlogDesk, Bilbo, Post2Blog, wBloggar, dsb).
Dari sekian banyak pilihan yang paling familiar bagi saya adalah:
  • Ponsel dengan browser WAP dan Opera Mini.
  • Komputer (desktop dan netbook) dengan OS linux dan windows.
  • Penyedia koneksi internet : Indosat (kartu IM3), Telkomsel (kartu simPATI), XL (kartu XL), Telkomflexi (kartu Flexi Trendy).
  • Alat yang dipakai : modem GPRS (pakai ponsel GSM), modem CDMA (ponsel CDMA atau modem CDMA USB) plus kabel penghubungnya.
  • MicroEmulator untuk menjalankan Opera Mini di komputer.
  • Mengedit blog pakai Bilbo jika pakai linux, atau BlogDesk jika pakai Windows, atau pakai aplikasi yang lain.

Karena tempat tinggal saya baru terjangkau oleh GPRSnya Indosat dan Telkomsel, serta PDNnya Telkomflexi, maka itulah yang saya pakai sehari-hari. Komputer diinstalli Micro Emulator untuk menjalankan Opera Mini. GPRS merupakan koneksi internet yang paling mudah didapat saat bepergian, cocok saat servis panggilan, misalnya saja dengan paket broadband harian IM3, atau Telkomsel, atau XL, atau kartu GSM lainnya. Sesekali juga ngenet pakai WiFi di HotSpot area, misalnya di alun-alun kota Magelang, dengan netbook yang sudah dicharge penuh di sana bisa internetan gratis beberapa jam tergantung baterenya, cocok buat download skema-skema dan mengupdate sistem.
Flexi Unlimitednya Telkomflexi memungkinkan penggunaan browser yang besar macam Firefox, Chrome, Opera, IE, tetapi biasanya koneksi Flexi Unlimited di daerah saya kurang stabil, koneksi cepat hingga 25KB/s bisa tercapai saat baru saja mengisi pulsa, selang beberapa waktu makin lambat dan lambat saja, bahkan sering koneksi terputus atau malah yang menjengkelkan: iddle berhari-hari (bisa connect tapi tak ada data yang mengalir padahal sinyal full).
Bagaimana ngeblog termudah? Blogging offline pakai BlogDesk, Post2Blog, Bilbo, dsb seharusnya bisa sangat memudahkan, tapi kenyataannya sampai saat saya posting ini masih belum berhasil posting dengan cara itu di area GPRS.
Yang jelas berhasil adalah menulis dan mengedit blog pakai Bilbo atau BlogDesk, kemudian lihat mode htmlnya, dicopy ke clipboard (maksimum 5524 karakter), kemudian dipaste lewat Opera Mini. Untuk hematnya halaman pertama yang dibuka adalah halaman login, setelah masuk langsung klik Entri Baru, kemudian pastekan artikel, terus keluar. Biasanya hanya sekitar 100an KB saja. Sedang untuk mengedit posting yang sudah ada lebih sering gagalnya daripada keberhasilannya, misalnya saja jika pakai Opera Mini 5 ke atas memungkinkan karakter yang jauh lebih banyak (lebih dari 5524 karakter), bahkan dilengkapi virtual keyboard, dapat melakukan editing, tetapi saat disimpan/publish seringkali apa yang ditulis itu tidak muncul.

Minggu, 13 Februari 2011

Mengatasi Printer HP Deskjet D1360 yang Mengamuk

Kemarin selama beberapa hari kami sekeluarga sempat dibuat takut oleh printer kesayangan yang 'mengamuk'. HP Deskjet D1360 yang kami miliki biasanya kalau mau ngeprint memang bikin gaduh dulu dengan 'gludak-gludak serr' dulu. Tapi mendadak kemarin gludak-gludak serr-nya keras sekali bagai orang ngamuk nggedor pintu, sambil terus kedip-kedip lampunya dia terus-terusan ngamuk, gludak, gludak, dok-dok-dok, serrrrr.... gludak-gludak-gludak, dok-dok-dok, serrrr.... tombol power tidak berfungsi, hanya mau berhenti kalau kabel listriknya dicabut.

Langkah-langkah 'nimbul' pun dimulai. 'Nimbul' adalah istilah untuk menyebut tindakan untuk mengatasi penari kuda lumping yang ndadi (=trance).

Dengan Voltmeter saya test tegangan yang keluar dari power supply-nya. Power supply printer HP Deskjet D1360 terpisah dari printernya, karenanya tinggal cabut kabel saja. Ada 3 kabel, yang tengah ground, yang tepi satunya harusnya +15V tetapi cuma terukur 12V, yang satunya harusnya +32V tetapi terukur 35V. Mungkin ini penyebab dia ngamuk. Kotak power supply saya bongkar, buka sekrupnya mesti pakai obeng bintang. Ternyata bukanya susah sekali karena dilem.

Setelah terbuka saya periksa, secara kasat mata tidak ada kejanggalan, sepertinya semua komponen mulus-mulus saja. Walau tak tampak menggelembung elco 220u/35V di bagian +12V dan elco 120u/50V di bagian +32V saya cabut pakai solder. Nyari-nyari ganti di rumah yang ukuran segitu kok gak dapet, mau beli ke toko males, habis toko terdekat jaraknya 12 kilometer. Akhirnya saya ganti dengan yang lebih besar, yang tadinya 220u/35V saya ganti 1000u/35V, yang 120u/50V saya ganti 470u/50V. Berhubung tempatnya sempit saya panjangkan kaki-kakinya serta saya 'kathoki' (=dipakaikan 'celana' , maksudnya kaki-kaki elco itu dikasih isolator berbentuk kathok/celana potongan isolator kabel agar tidak short dengan komponen lain) biar elconya bisa 'tidur' diatas komponen lain.

Setelah selesai saya test tegangan keluarannya, pas ...! +15V dan +32V, lalu pasang tutupnya dan dicoba, naaah....... printer HP Deskjet D1360 sudah jadi anak manis lagi.

Selasa, 08 Februari 2011

Ternyata TVnya cuma 'batal'

Beberapa hari saya dibuat pusing TV Sharp Fine Crystal yang tangkapan siarannya tidak stabil, berubah-ubah sendiri, tegangan VT pada tuner naik turun dengan irama tak jelas.

Pertama saya cek tuner dengan memasang potensiometer 50K, tep tengah disambungkan ke pin VT tuner, tep pinggir satunya ke ground dan satunya ke +33V seri dengan R 10K. Potensio diputar, tangkapan normal, kesimpulan tuner no problem. Potensio dipindah ke bagian TR yang terhubung dengan VT, hasilnya kadang normal tapi kadang tidak. Kesimpulan sementara ada yang tidak beres antara VT tuner hingga pin VT di IC program.

Untuk memudahkan kerja saya 'reboisasi' saja komponen di jalur VT tuner hingga ke pin VT IC program, ternyata nggak ada bedanya. Lalu PCB saya bersihkan pakai thinner, juga nggak ada perkembangan. Iseng-iseng saat TV hidup saya panasi dengan hair-dryer, eh ada perkembangan sedikit. Akhirnya pakai ilmu 'nawaitu mandi jinabat', mesin TV saya lepas kemudian saya mandikan di pancuran sambil disikat pakai kuas. Selanjutnya dikeringkan dengan hair-dryer. Setelah benar-benar kering mesin saya pasang, dan ...... cespleng top markotop. Ooooo, ternyata TVnya nggak rusak, cuma sedang 'batal........ cuma butuh mandi jinabat'.

Mencuci mesin TV

Salah satu syarat TV bisa beroperasi dengan baik adalah bersih. Kadang-kadang gejala rusak hanya diakibatkan kotor, yaitu kotoran yang bersifat penghantar.

Ada beberapa bahan yang bisa digunakan untuk membersihkan kotoran pada mesin TV.

  1. Bensin. Mudah didapat, merupakan bahan isolator (tak bikin konslet), cepat kering karena menguap. Bisa mengatasi beberapa macam kotoran yang bisa larut dalam bensin. Cara pakai, pakai lap yang dibasahi bensin kemudian untuk mengelap bagian yang kotor, misalnya kabel HV. Bisa juga pakai kuas. Jangan nyalakan TV kalau bensin belum habis menguap karena bisa kebakaran.
  2. Thinner. Kemampuan membersihkannya lebih hebat dari bensin, tetapi tidak sembarangan saat membelinya. Sebagian besar thinner yang dijual di pasaran bersifat menghantar, saat mau pakai sebaiknya dites dulu dengan OhmMeter X10K. Kuas yang dibasahi thinner bisa digunakan untuk membersihkan bagian-bagian mesin TV yang kotor, terutama bagian jalur PCBnya. Salah pilih thinner bisa malah berakibat merusakkan mesin TV karena malah konslet. Thinner yang jelek akan meninggalkan sisa yang tidak menguap yang membahayakan mesin TV.
  3. Air. Air merupakan bahan penghantar, tetapi bisa efektif membersihkan mesin TV. Banyak kasus kerusakan TV yang bisa diselesaikan dengan dicuci pakai air, misalnya TV yang dikencingi tikus, ketumpahan air gula, dsb. Kasus seperti itu tak bisa diselesaikan dengan bensin atau thinner. Membersihkannya bisa secara lokal saja dengan kuas yang dibasahi air, atau keseluruhan sekalian. Saya sering melepas mesin TV yang dikencingi tikus dari boxnya kemudian mencelupkannya di selokan sambil disikat pakai kuas dengan hati-hati. Setelah bersih dikeringkan dengan dimiringkan dulu biar tuntas, bisa dijemur, atau langsung di keringkan pakai hair dryer sampai benar-benar kering. Bagaimana kalau nyucinya pakai sabun? Mungkin ada kalanya perlu sabun, tetapi selama bisa diatasi dengan air bersih saja ngapain pakai sabun, proses bilas yang kurang bersih menyebabkan ada sisa sabun yang bisa jadi masalah di kemudian hari.

Banyak kasus aneh-aneh yang akhirnya hanya berujung pada: TVnya perlu 'cebok' atau 'mandi'.